Mitos Bandar Atlantis #Part 1
Mitos Bandar Atlantis #Part 2
Banjir Kiriman Dewa Taufan
BANGSA Celtic, nenek moyang bangsa Spanyol, dan kaum Basque, juga punya
tradisi yang menyebut bahawa kampung halaman mereka ada di samudera
sebelah barat. Bangsa Gauls di Perancis, terutama suku bangsa di sebelah
barat, punya legenda bahwa nenek moyang mereka datang dari tengah
samudera barat, sebagai akibat bencana yang menghancurkan negeri
asalnya.
Suku-suku kuno di Afrika juga mempunyai cerita dalam tradisi mereka yang
menyebut adanya ''benua'' di sebelah barat Afrika. Suku-suku Afrika ini
menyebut bangsa penghuni daratan itu sebagai ''Atarantes'' dan
''Atlantioi''. Sementara pada seberang lain Samudra Atlantik, di
Kepulauan Canary, ada suku penghuni gua kuno yang menyebut diri
''Atalaya''. Mereka pun punya dongeng tentang tenggelamnya Atlantis.
Sementara itu, bangsa-bangsa Arab memiliki legenda tentang kaum ''Ad''
yang musnah dihancurkan banjir yang dikirim Tuhan sebagai hukuman atas
dosa-dosa mereka. Bahkan, menurut Charles Berlitz, para fanatisi
Atlantis percaya adanya kemungkinan bahawa Adam (Ad-am) tidaklah merujuk
pada manusia pertama, tapi ras pertama.
Di Amerika Selatan dan Amerika Utara, majoriti suku Indian mempunyai
legenda yang menceritakan bahwa nenek moyang mereka adalah manusia super
yang datang dari arah timur. Bangsa Aztec, misalnya, melestarikan nama
''Aztlan'', negeri asal nenek moyang mereka, sebagai nama suku.
Quetzalcoatl, dewa kaum Aztec dan bangsa Meksiko, disebut sebagai
laki-laki kulit putih yang penuh cambang.
Dewa ini, menurut legenda, datang ke Lembah Meksiko dari tengah samudera
untuk mengajarkan peradaban baru. Dalam kitab suci bangsa Quiche Maya,
terdapat kisah tentang negeri di timur, tempat nenek moyang kaum Quiche
Maya sempat hidup dalam syurga ideal ''kala kaum putih dan hitam hidup
dalam perdamaian sejati'', sebelum dewa Taufan (Hurricane) marah dan
mengirimkan banjir ke bumi.
Kepercayaan, atau legenda, tentang adanya banjir besar yang memusnahkan
peradaban juga menjadi alasan lain yang menyebabkan banyak orang
meyakini keberadaan Atlantis. Hampir seluruh peradaban memang memiliki
legenda tersendiri tentang banjir besar yang menghancurkan, yang
menyisihkan sebahagian kecil orang yang selamat untuk melanjutkan
kehidupan di tempat lain.
Piramid Bertaburan di Amerika Tengah
DALAM bentuk yang sedikit berbeza, legenda semacam ini hidup pada
bangsa-bangsa Babylonia, Persia, Mesir, Yunani, Italia, Cina, India, dan
hampir seluruh bangsa Asia. Legenda tentang banjir ini bahkan juga
hidup di kalangan Indian Amerika. Pada banyak suku Indian, malah hidup
legenda bahwa nenek moyang mereka datang dari timur, dengan kapal yang
selamat dari banjir besar.
Tapi, tak hanya legenda yang membuat argumen Atlantis sebagai asal
peradaban laku dipercayai. Bukti-bukti arkeologi besar sempat membuat
teori ''asal tunggal peradaban'' ini makin kuat. Beberapa peradaban kuno
ternyata memiliki kesamaan, padahal letak mereka begitu berjauhan.
Lihat saja kesamaan antara piramid di Mesir dan piramid-piramid di
belahan lain Samudera Atlantik.
Penemuan arkeologi menunjukkan, betapa Amerika Tengah ternyata penuh
dengan piramid. Bangsa Toltec, bangsa Aztec, bangsa Teotihuacan, dan
bangsa Maya, semua memiliki piramid. Lalu, siapa yang membangun
piramid-piramid itu? Apa hubungannya dengan piramid Mesir yang bentuk
serta teknologinya sangat mirip?
Bangsa-bangsa yang terpisah jarak begitu jauh ini ternyata memiliki
kesamaan begitu besar. ''Di Mesir terdapat piramid, di Mexico juga ada.
Tentu muncul dugaan bahawa kedua jenis piramid itu berasal dari sumber
yang sama,'' kata Dr. Ken Feder, arkeolog pada Central Connecticut State
University, dalam ''Atlantis Uncovered'', program spesial televisi BBC,
yang ditayangkan 28 Oktober 1999.
Tak hanya itu, ilmu pengetahuan juga menjelaskan tentang mengapa
beberapa peradaban yang terpisah jauh itu sama-sama menulis dengan
hieroglif. Juga menjelaskan, mengapa kebudayaan-kebudayaan itu memiliki
pemahaman astronomi dan keagamaan yang begitu mirip. Bagi Ignatius
Donnelly dan pengikutnya, yang percaya pada asal-usul tunggal peradaban,
jawaban pertanyaan itu jelas belaka.
Semua membuktikan bahwa Atlantis memang pernah benar-benar ada. Teori
Atlantis ini memang sangat masuk akal. Dan bukan hanya kaum awam yang
percaya. Kepada BBC, Dr. Ken Feder menceritakan bahwa setiap tahun,
empat dari lima mahasiswa arkeologi di kelasnya percaya bahwa Atlantis
kemungkinan besar memang pernah ada.
Bukti-bukti Baru Terus Bermunculan
NAMUN, secara umum, para arkeologi ternama kini tetap memandang teori
Atlantis hanya sebagai teori. Semua keraguan itu bermula dari revolusi
yang terjadi pada ilmu arkeologi pada 1950-an. Pada dekad itu,
ditemukannya teknologi carbon dating boleh dikatakan telah mengubah
secara dramatik cara arkeologi memandang peninggalan masa lalu.
Dengan carbon dating, untuk pertama kalinya para arkeologi dan saintis
boleh menetapkan usia pasti peninggalan arkeologi dengan menguji unsur
kimia sampel kawasan itu. Hasil penelitian carbon dating ternyata
menunjukkan bahwa piramid-piramid yang dipisahkan jarak di kedua sisi
Samudra Atlantik itu dibangun pada masa yang tak berdekatan.
Para arkeologi juga menemukan bahawa piramid Mesir dan piramid Maya
dibangun dengan cara dan teknik yang sama sekali berbeda. Adapun soal
bentuk? Jawapannya --menurut para arkeolog-- sederhana saja: unsur-unsur
pada dua peradaban itu belum mengenal teknologi kubah untuk membangun
konstraksi ekstra tinggi. Bentuk piramid adalah konstraksi paling
sederhana yang mereka kenal.
Jika piramid tak boleh membuktikan kebenaran teori Atlantis Donnelly,
bagaimana dengan tulisan hieroglif pada kebudayaan Maya dan Mesir kuno?
''Kalau boleh membaca hieroglif Mesir kuno, apakah Anda boleh membaca
sembarang hieroglif Maya? Jawabannya: tidak. Dua kebudayaan tulis itu
sama sekali tak mempunyai simbol dan teknik yang sama,'' kata Dr. Ken
Feder.
Apa pun bukti dan teori yang dikemukakan para arkeologi untuk menidakkan
teori Atlantis, jumlah mereka yang percaya ternyata tak pernah
berkurang. Bukti-bukti baru mengenai keberadaan Atlantis pun terus
bermunculan. Pada 1968, misalnya, Dr. Manson Valentine menemukan
runtuhan yang kemudian ternama dengan sebutan ''Bimini Road''.
Jalan Bimini itu adalah sejumlah tembok, jalan, dan dermaga yang
tersembunyi di kedalaman, di sebelah timur Bimini Utara. Temuan itu
sekali lagi menyebabkan kontroversi keberadaan Atlantis menjadi
pembicaraan ramai. Bagi para saintis penentang teori Atlantis, ''Bimini
Road'' tak lebih dari sekumpulan karang dan bebatuan laut biasa.
Perdana Menteri Inggris Mencari Atlantis
TAPI, bagi mereka yang percaya, tak mungkin ada bebatuan laut yang
membentuk pola-pola sedemikian rapi, dalam skala yang begitu besar.
Juga, apakah mungkin ada sekumpulan bebatuan laut yang secara kebetulan
memiliki bentuk semacam tiang-tiang besar sejenis di bawah permukaannya?
Bagi kaum yang percaya, ditemukannya ''Bimini Road'' adalah kebenaran
ramalan Edgar Cayce.
Edgar Cayce adalah seorang paranormal asal Virginia, Amerika Syarikat,
peramal fenomena-fenomena supranatural yang meninggal pada 1945. Pada
masa hidupnya, Edgar Cayce telah melakukan ratusan "interview" dengan
''alam gaib'' serta amatan spiritual yang membuktikan bahwa Atlantis
memang pernah benar-benar ada. Uniknya, pada 1940, Edgar Cayce telah
meramalkan penemuan Jalan Bimini oleh Dr. Manson Valentine.
''Poseidia akan menjadi bahagian Atlantis yang paling awal muncul ke
permukaan bumi. Pada 1968 paling terlambat,'' kata Edgar Cayce.
Paranormal ini juga telah menyebutkan bahawa Poseidia, bahagian paling
barat dari Atlantis, akan muncul di dekat Bimini. Menurut Edgar Cayce,
bahagian yang muncul di kedalaman 18.000 kaki di Bimini adalah titik
tertinggi dari benua hilang yang tenggelam itu.
Layaknya sebuah legenda, kebenaran Atlantis boleh jadi akan selalu
menjadi misteri. Yang jelas, sebagai legenda, peradaban Atlantis telah
mempengaruhi banyak figure besar dalam sejarah. Menurut Charles Berlitz,
dalam The Mystery of Atlantis, Christopher Columbus pun terpengaruh
oleh legenda ini. Ia termasuk tergoda mencari ''Antilia'', nama lain
Atlantis, sebelum akhirnya menemukan Amerika.
Pada akhir abad ke-19, William Gladstone, Perdana Menteri Inggeris pada
pemerintahan Ratu Victoria, sempat secara rasmi meminta parlimen
menyiapkan undang-undang yang menjamin penyediaan dana bagi ekspedisi
pencarian Atlantis. Namun, permintaan Gladstone itu akhirnya ditolak
sebahagian besar anggota parlimen.
Legenda Atlantis ternyata juga merupakan sumber ideologi Nazi. Walau
jarang diungkap, kepercayaan Nazi bahwa ras Arya adalah ras paling mulia
jelas-jelas didasarkan pada legenda Atlantis. Dalam dokumen-dokumen
rahasia Nazi tertulis jelas bahwa Heinrich Himmler, pemimpin SS, satuan
elite Nazi, pernah meminta para ilmuwan Jerman untuk membuktikan bahwa
ras Arya adalah keturunan langsung dari ras super penghuni Atlantis.