Mitos: Setiap perempuan dilahirkan memiliki selaput dara.
Fakta: Tidak semua perempuan lahir dengan selaput
dara pada vaginanya. Penelitian menunjukkan beberapa bayi perempuan
lahir tanpa selaput dara.
Mitos: Selaput dara bentuknya sama pada tiap perempuan seperti selaput tipis tanpa lubang.
Fakta: Salah! Seperti manusia memiliki wajah
berbeda, demikian juga selaput dara. Selaput dara memiliki lubang atau
pori yang bentuknya bervariasi. Lubang pada selaput dara dapat bertambah
lebar setelah seorang gadis mengalami menstruasi pertama kali.
Mitos: Selaput dara yang robek berarti pemiliknya sudah pernah melakukan hubungan seksual alias tidak perawan lagi.
Fakta: Tidak selalu demikian. Selaput dara merupakan
selaput kulit tipis yang dapat meregang dan robek karena beberapa hal,
misalnya hubungan seks, penggunaan tampon (pembalut) atau olahraga
tertentu. Elastisitas dan ketebalan selaput dara amat bervariasi pada
orang yang berbeda.
Mitos: Hubungan seks pertama kali selalu ditandai keluarnya darah dari vagina.
Fakta: Tidak selalu. Darah yang keluar dari vagina
setelah berhubungan seks pertama kali timbul karena terjadi peregangan
dan perobekan pada selaput dara. Karena selaput dara ini merupakan
selaput kulit yang juga memiliki pembuluh darah, apabila robekan terjadi
pada bagian yang ada pembuluh darah maka terjadi perdarahan.
Mitos: Operasi pembuatan selaput dara diperlukan bagi gadis-gadis yang akan menikah, namun selaput daranya tidak utuh lagi.
Fakta: Operasi pemulihan selaput dara selalu
menimbulkan pro dan kontra . sebetulnya bila semua orang sudah memiliki
pemahaman tentang selaput dara seperti uraian di atas, operasi itu sama
sekali tidak diperlukan